Makassar (Antara Sulsel) - Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Joko Supriyono mengatakan di tengah tuntutan akan keberlanjutan, Indonesia tetap harus menjaga posisinya sebagai produsen minyak sawit terbesar dunia.
"Tentu saja produsen minyak sawit terbesar dan paling berkelanjutan," kata Joko saat menjadi pembicara pada Pertemuan tingkat tinggi yang digagas UNDP di Markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) New York, Amerika Serikat, Rabu waktu setempat melalui rilis yang diterima di Makassar.
Di forum ini, pemerintah dan dunia usaha satu suara menegaskan posisi Indonesia terkait pengembangan sektor kelapa sawit yang berkelanjutan dan menjadi "milestone" bagi sektor kelapa sawit Indonesia.
Joko menegaskan dunia usaha di Indonesia sangat berkomitmen untuk mencapai tata kelola perkebunan kelapa sawit yang ramah lingkungan. Saat ini, dunia usaha dan pemerintah bahu-membahu bagaimana meningkatkan produktivitas tanaman kelapa sawit khususnya bagi petani (smallholders).
"Alih-alih melakukan ekspansi lahan, kami berfokus pada upaya meningkatkan produktivitas tanaman," ujarnya.
Selain Joko, Deputi Bidang Pangan dan Pertanian Kementerian Perekonomian Musdalifah Mahmud juga berbicara dalam forum tersebut.
"Penguatan ISPO (Indonesian Palm Oil Plantation) adalah komitmen nyata dari pemerintah dan dunia usaha di Indonesia untuk membangun sektor perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan," kata Musdalifah.
Poin yang akan dicapai dalam forum dunia yang dihadiri sekitar 300 delegasi dari berbagai negara tersebut, bagaimana dunia bisa menyeimbangkan kebutuhan produksi dengan tetap menjaga keberlanjutan lingkungan.
Musdalifah berharap, pertengahan tahun depan, poin-poin terkait penguatan ISPO bisa dipenuhi. ISPO adalah standar keberlanjutan yang bersifat wajib bagi perkebunan kelapa sawit Indonesia.
"Penguatan ISPO adalah momentum untuk meningkatkan standar keberlanjutan sektor kelapa sawit Indonesia sampai pada tingkat yang bisa diterima dunia," kata Musdalifah.
UNDP Nilai ISPO Sangat Berharga
Paparan Joko Supriyono mendapat sambutan yang positif dari para audiense termasuk dari UNDP (Badan PBB untuk Program Pembangunan).
"Kita tahu bagaimana sektor kelapa sawit mendapat sorotan terkait isu deforestasi hingga kebakaran lahan. Kita sudah mendengar bagaimana pemerintah dan dunia usaha di Indonesia berkomitmen untuk menyeimbangkan antara kepentingan ekonomi dan lingkungan," kata Andrew Bovarnick, Global Head UNDP, yang menjadi pemandu diskusi.
Andrew juga menilai ISPO adalah instrumen yang sangat berharga untuk mencapai keberlanjutan sektor perkebunan kelapa sawit di Indonesia.
Selain sektor perkebunan kelapa sawit di Indonsia, pertemuan tingkat tinggi UNDP ini juga membahas isu keberlanjutan di Liberia, Paraguay, dan Brasil.
Selain dari Indonesia, dalam forum UNDP ini, juga hadir sebagai pembicara antara lain Menteri Pertanian Liberia Seklau E. Wiles, Wakil Menteri Pertanian bidang Peternakan Paraguay Marcos Medina, dan Presiden Sociedade Rural Brasil Marcelo Vieira.
Berita Terkait
Disbun Sulbar dorong petani sawit miliki STDB
Senin, 29 April 2024 14:26 Wib
Pemprov Sulbar permudah petani sawit dapat benih unggul
Jumat, 26 April 2024 14:44 Wib
Politeknik ATI Makassar dapat 30 kuota Beasiswa SDM Sawit 2024
Rabu, 24 April 2024 10:28 Wib
Gubernur Sulbar minta penyaluran DBH sawit dapat dipercepat
Senin, 1 April 2024 2:16 Wib
Disbun Sulbar antisipasi organisme pengganggu tanaman sawit
Kamis, 21 Maret 2024 2:33 Wib
Sulbar dapat kuota peremajaan sawit seluas 3.250 hektare pada 2024
Selasa, 12 Maret 2024 16:05 Wib
Pemprov Sulbar terima dana bagi hasil sawit Rp36,9 miliar
Rabu, 21 Februari 2024 20:32 Wib
Pemkab Luwu Timur dorong pengembangan tata kelola kelapa sawit lebih baik
Rabu, 7 Februari 2024 15:59 Wib