Mamuju (Antara Sulsel) - Ritual "Masossor Manurung" atau mensucikan keris warisan Kerajaan Mamuju mewarnai pelaksanaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-477 Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat.
Bupati Mamuju Habsi Wahid di Mamuju, Kamis menyatakan pemerintah daerah setempat mendukung terlaksananya ritual adat tersebut.
Ia menyatakan Pemerintah Kabupaten Mamuju akan terus bekerja sama dengan raja dan seluruh perangkat adat kerajaan dalam mengembangkan nilai budaya di daerah itu.
"Apa yang kita raih saat ini, maka itulah yang kita wariskan di kemudian hari. Ritual adat kerajaan ini sudah menjadi bagian dari komitmen pemerintah dalam melestarikan warisan leluhur dan menjaga kearifan lokal," kata Habsi Wahid.
Prosesi pencucian keris kerajaan yang dilakukan langsung "Maraqdika" atau Raja Mamuju Andi Maksum Dai bersama lembaga adat itu, dihadiri Gubernur Sulbar Ali Baal Masdar, Wakapolda Sulbar Kombes Polisi Tajuddin, Bupati dan Kapolres Mamuju serta para kepala organisasi perangkat daerah (OPD) setempat.
Ritual adat Kerajaan Mamuju itu juga dihadiri Raja Gowa dan Raja Bali.
Selain dilakukan oleh Galaggar Pitu, prosesi pencucian keris Kerajaan Mamuju itu juga dilakukan melalui ritual Bali oleh etnis Bali yang berdomisili di daerah itu.
Sementara itu, Raja Mamuju Andi Maksum Dai menceritakan prosesi "Masossor Manurung" itu merupakan sejarah Kerajaan Mamuju pada masa silam.
Berdasarkan sejarah, pada tahun 1500 Masehi, Raja Mamuju yang bernama Tommejammeng memiliki seorang putra mahkota yang bernama Pattulawalu yang kemudian menikah dengan anak Raja Badung Bali.
Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai seorang putra yang diyakini memiliki kembaran sebuah keris yang kemudian diberi nama Manurung.
Keris itu, kata dia, kemudian disebut sebagai "Maraqdika Tammakkana-kana" atau raja yang tidak berbicara dan sampai saat ini menjadi benda pusaka Kerajaan Mamuju.
Awal ritual adat "Masossor Manurung" itu dilakukan saat masyarakat Mamuju mengalami kesulitan, sehingga raja pada masa itu memerintahkan Galaggar Pitu untuk memandikan atau mensucikan Karis Manurung.
"Air dari prosesi pensucian tersebut kemudian disebar ke kebun, sawah dan laut, lalu beberapa hari kemudian dapat mengatasi kesulitan rakyat Mamuju masa itu," ujar Andi Maksum Dai.
Berita Terkait
Sekda Sulbar sebut SMK Rangas Mamuju akan diresmikan Presiden Jokowi
Sabtu, 20 April 2024 7:08 Wib
DLH Sulbar tanam 1.020 bibit durian antisipasi bencana banjir di Mamuju
Rabu, 3 April 2024 7:33 Wib
DLH Sulbar tanam 1.836 bibit durian antisipasi bencana alam
Senin, 1 April 2024 2:15 Wib
Polres Mamuju: Jaga toleransi masyarakat dalam bulan Suci Ramadhan 1445 H
Rabu, 27 Maret 2024 1:47 Wib
Korem Tatag terus tanamkan sikap persatuan dan kesatuan pada prajurit
Selasa, 26 Maret 2024 1:57 Wib
Balai POM Mamuju menggencarkan pemeriksaan sarana distribusi pangan
Sabtu, 23 Maret 2024 1:59 Wib
Dinkes Mamuju siagakan 23 puskesmas saat cuti bersama Idul Fitri 1445 H
Kamis, 21 Maret 2024 14:36 Wib
Kodim 1418/Mamuju menanam lima komoditas pertanian di Desa Bambu
Sabtu, 16 Maret 2024 1:48 Wib